Kepada Kamu yang Tengah Berjuang


Gambar oleh Valeria dari Pixabay

Kepada kamu yang berniat memperjuangkanku. Teruslah tegapkan langkahmu. Jangan pernah kau rapuh hanya karena melihat tetes bening dari sudut mataku.

Sungguh, aku sama sekali tidak bersedih karena tak bisa bermesraan bersamamu. Karena aku tahu, ini belum waktunya. Belum saatnya aku menuntutmu untuk bersikap romantis padaku dan begitu memedulikanku.

Aku paham betul, kamu bukan sedang menjauh karena merasa tidak nyaman akan kehadiranku. Bukan pula karena kamu berniat meninggalkanku dan membiarkan segala janjimu menguap begitu saja. Namun karena kau memiliki alasan yang kuat, untuk tak menjadi lemah hanya karena tak dapat bersamaku sementara waktu.

Pada hari saat di mana Ayahku dengan tegas meminta bukti kesungguhanmu. Aku takut, takut jika kau mundur lantaran tak berani membuktikan bahwa kau sungguh menaruh hati padaku. Lalu saat kudengar sayup suaramu menyanggupi permintaan Ayahku, lega bercampur bangga menyelimuti seluruh rongga dadaku.

Tidak pernah kusangka kamu dengan begitu yakinnya meminta waktu yang tidak lama demi menyiapkan segala sesuatu untuk melamarku. Kau pun berkata tegas bahwa tidak sekali pun berniat mempermainkanku. Dan saat kau langkahkan kakimu keluar dari rumahku tanpa menatapku sedikitpun, jujur saja tanpa kusadari melelehlah airmataku.

Kukira kau takkan secepat itu mengiyakan permintaan Ayahku. Kukira butuh waktu yang tidak menentu buatmu berpikir untuk yakin akan melamarku. Namun kamu berbeda dari mereka yang pernah datang ke rumahku dulu. Mereka hanya datang memberi janji padaku tanpa pernah membuktikannya di hadapan orang tuaku.

Kini, mantapkanlah langkahmu untuk menggenapiku. Buktikan kesungguhanmu dengan penuh rasa tanggung jawab yang biasa melekat pada sifatmu. Aku di sini akan setia menunggumu. Meski harus berkecamuk kerinduan menggelayutiku, kan kutepis dengan segala doa demi baiknya niatmu.

Jangan ragu melangkah hanya karen takut jika aku gundah. Sebab harus berpisah denganmu selama beberapa minggu tentu takkan sebanding dengan kebahagiaan yang akan kudapat jika aku menjadi milikmu utuh hingga akhir usiaku.

"Teruntuk kamu yang sedang berjuang, tetaplah tegar meski sementara kita tak dipertemukan."

"Teruntuk hati yang tengah menanti, bersabar dan jagalah diri supaya hati senantiasa terlindungi."

Wringinanom, 030252017

Aprilia (22:36)

Post a Comment

14 Comments

  1. Uluh uluuuhhh kakak. Sederhana, dan mengalir kak. Naissss

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sayang, terinspirasi dari may ini :D

      Delete
  2. Pandai juga buat Blog. Alhamdulillah

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. terimakasih bunda nisa.. belum bisa nulis sekeren bunda nih.

      Delete
  4. Ah ikutmeleleh di bagian ini:

    Dan saat kau langkahkan kakimu keluar dari rumahku tanpa menatapku sedikitpun, jujur saja tanpa kusadari melelehlah airmataku.

    ReplyDelete
  5. Sangat terharu..😄😄

    Sebuah kisah atau perjuangan menuju suatu pernikahan yang memang harus dibuktikan secara real.

    Meski terkadang itu semua butuh waktu, Cepat atau lambat hal tersebut pastinya akan ada jawabannya.😄😄

    ReplyDelete
  6. Sangat terharu..😄😄

    Sebuah kisah atau perjuangan menuju suatu pernikahan yang memang harus dibuktikan secara real.

    Meski terkadang itu semua butuh waktu, Cepat atau lambat hal tersebut pastinya akan ada jawabannya.😄😄

    ReplyDelete